Marketing Politik (Political Marketing)
Istilah marketing politik muncul akibat cabaran politik dengan mempertemukan konseptualisasi teori besar antara teori marketing sebagai bagian studi dalam rumpun ilmu ekonomi dengan studi politik dalam rumpun ilmu sosial. Perjumpaan itu kemudian menghadirkan konsep teori yaitu marketing politik.
Marketing politik. Memang, marketing agak rancu apabila digabungkan dengan politik. Marketing menjadi dominasi studi bisnis dalam ilmu ekonomi yakni berhubungan antara konsumen dan produsen. Marketing dalam bisnis ialah semua kegiatan usaha pemasaran untuk meyakinkan konsumen agar produk yang ditawarkan dapat diterima dan disenangi pasar. Semua kgiatan pemasaran yang saya maksud dimulai dari sebelum membuat-membuat-menjual-purna jual.
Sementara itu marketing dalam politik ialah penekanan penggunaan pendekatan dan metode marketing untuk membantu politikus maupun partai politik agar lebih efisien dan efektif dalam membangun hubungan dua arah dengan konstituen dan masyarakat. Politik lebih menunjuk pada produk sebuah nilai. (Ibid)
Karenanya, isu politik sesungguhnya bukan sekedar produk yang diperdagangkan melainkan menyangkut pula akan keterikatan simbolik diantara individu-individu politik.
Menurut Firmanzah (2006) bagi konstestan yang hendak berkompetisi politik membutuhkan suatu metode yang dapat memfasilitasi mereka dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik dan program kerja partai politik maupun konstestan kepada masyarakat. Metode ini juga penting karena dorongan akan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, semakin terintegrasinya masyarakat global dan spirit penerapan prinsip-prinsip demokrasi. Semua itu membutuhkan strategi dalam mencapai tujuan yang diinginkan dalam dunia politik yaitu marketing politik.
Studi iklan politik yang merupakan bagian dari kajian marketing politik, sekalipun bukan suatu kajian baru dalam studi ilmu sosial tetapi disiplin ilmu ini tergolong menjadi kajian yang cukup rumit realitasnya. Ilmuwan menfokuskan marketing politik ini antara lain :
- Philip Kotler and Neil Kotler
- Patrick Butler and Neil Collins
- Christian Senft
- Nicholas O'Shaughnessy
- Firmanzah (Marketing Politik : Antara Pemahaman dan Realitas)
Untuk mempromosikan kandidat politik haruslah memperhatikan 5 variabel, yaitu :
1. Media (Media)
2. Pemilih (Voters)
3. Kelompok kepentingan meliputi aktivitas isu (interest group, issu activist, constituencies)
4. Partai politik (party organization)
5. Tim pemenangan (contributors)
Oleh karena itu untuk mengaplikasikan kampanye dalam marketing politik haruslah terlebih dahulu melakukan pemetaan marketing terhadap kandidat (the candidate marketing maps), terdiri dari 6 tahapan prosedur kerja marketing politik, yaitu :
1. Melakukan riset
2. Memberi analisa secara eksternal maupun internal
3. Menyusun strategi pemasaran politik
4. Menentukan tujuan yang diharapkan dan menyusun strategi kampanye
5. Komunikasi, distribusi dan menentukan arah organisasi
6. Kunci pemasaran kandidat meliputi posisi pemilih, donor dan media
Sumber Referensi
Dr Sufyanto. 2015. Selebritisasi Politik (Kajian Dramaturgi, Habitus, dan Tindakn Komunikatif Aktor Pemilu). Bandung: Nusa Media.
Komentar
Posting Komentar