MENUJU INDONESIA EMAS 2045



Indonesia, seperti yang kita ketahui merdeka pada 17 Agustus 1945. Hampir 72 tahun Indonesia merdeka. Coba kita lihat seperti apa Indonesia sejauh ini ? Apa sudah terealisasi segala cita-cita bangsa ini ? Meski kita tahu, bangsa ini sudah mengalami perkembangan dalam beberapa bidang contohnya perekonomian yang pertumbuhannya meningkat 5,02% pada 2016 dibandingkan pada 2015 yang hanya 4,88%.
Namun, kita masih perlu banyak berbenah. Kita tidak boleh terlena dengan kondisi sekarang. Dunia ini terus berubah. Kita harus belajar mengantisipasi perubahan. Saya menemukan kata-kata motivasi dalam buku Mendidik Pemenang Bukan Pecundang, bunyinya begini :
"JIKA ANDA MANDEK, POSISI ANDA AKAN DIGANTIKAN YANG LAIN. JIKA PEMIKIRAN ANDA USANG, BERSIAPLAH GULUNG TIKAR"
Untuk itu, kita harus selalu 'melek'. Kita harus bisa melihat tantangan dan persoalan kedepannya. Kita, sebagai generasi muda harus mempunyai upaya kuat untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini. Menjadi bangsa yang besar, maju dalam segala bidang.
2045 Indonesia memasuki usia 1 abad. Jika kita lihat dalam wujud manusia, usia 100 tahun adalah usia yang sangat tua renta, keriput, dan waktu yang tersisa tidak lama lagi. Tentu saja dibalik itu semua, 1 abad adalah perjalanan hidup yang panjang, manusia yang mampu hidup sampai usia tersebut tentu sudah banyak memakan asam garam kehidupan. Sudah banyak pengalaman yang di dapatkan. Begitu juga dengan negeri kita yang akan memasuki 1 abad pada 2045 nanti. Sudah banyak yang berbicara mengenai skenario Indonesia dalam 2045. Skenario ini tentu saja bukan wacana semata, Indonesia benar-benar akan masuk pada generasi emas 2045.
Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk yang besar pula, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tjahjo Kumolo menyampaikan berdasarkan data jumlah penduduk Indonesia per 30 Juni 2016 adalah 257.912.349 jiwa.
Apalagi pada tahun 2045 Indonesia akan mendapat bonus demografi. Yaitu dimana sumber daya manusia dengan usia produktif  dalam jumlah besar. Tahun 2045 merupakan tepat 100 tahun Indonesia merdeka. Jika dihitung mulai sekarang, maka mereka yang berusia 30-40 tahun yang disebut usia produktif, generasi emas. Generasi yang diperkirakan memegang peranan penting di tahun 2045. Dalam periode ini, diperkirakan penduduk usia produktif dalam jumlah besar akan lebih berkualitas karena lebih banyak tenaga terlatih, dengan asumsi tingkat pendidikan harus lebih tinggi. Hal ini bisa menjadi modal dasar bagi peningkatan produktivitas perekonomian.
Mengapa disebut Generasi Emas?
Karena generasi penerus bangsa yang pada periode tersebut adalah sangat produktif, sehingga perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik agar berkualitas menjadi generasi yang berkarakter, cerdas dan kompetitif.
Generasi emas adalah generasi yang memandang masa depan diri dan bangsanya,merupakan hal yang pertama dan utama. Generasi emas adalah generasi muda yang penuh optimisme dan gairah untuk maju dengan sikap dan pola pikir yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar.
Generasi emas tidak lahir begitu saja. Ada banyak hal yang harus dilakukan untuk membentuk seorang generasi yang berkarakter, cerdas, dan kompetitif. Disinilah peran pendidikan sangat diperlukan. Menapa saya mengatakan pendidikan ? Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia. Dengan pendidikan, negeri akan menghasilkan kualitas manusia yang berpengetahuan dan berketrampilan sehingga mampu bersaing secara global.
Untuk mendorong lahirnya generasi emas, pada periode tahun 2010 sampai tahun 2035, pemerintah melakukan investasi besar-besaran dalam bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai upaya menyiapkan generasi 2045, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka. Langkah nyata yang harus dilakukan adalah membuka akses seluas-luasnya kepada seluruh anak bangsa untuk memasuki dunia pendidikan; mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai keperguruan tinggi.
Tidak hanya dalam bidang pendidikan pengetahuan/akademik saja. Pendidikan karakter dan moral juga diperlukan. Mengapa ?
“Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.”(Doni Koesoema A.Ed)
Hal ini juga salah satu program Presiden Jokowi dalam Nawa Cita. Gatra ke delapan disebutkan melakukan revolusi karakter bangsa.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.
Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. 
Dan bila pendidikan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.
Karakter dan kecerdasan dipersatukan dalam perilaku yang berbudaya. Kehidupan yang berkarakter tanpa disertai kehidupan yang cerdas akan menimbulkanberbagai kesenjangan dan penyimpangan serta ketidakefisienan.
Jika kita kelola dan manfaatkan dengan baik, populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa tersebut akan menjadi bonus demografi yang sangat berharga.
Sumber Referensi
https://warahapsariums.wordpress.com/2016/07/26/menyiapkan-generasi-emas-2045/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C9195009824
http://bk-fkip.umk.ac.id/2012/09/menyiapkan-bangkitnya-generasi-emas.html
https://www.google.com/amp/jateng.tribunnews.com/amp/2016/09/01/data-terkini-jumlah-penduduk-indonesia-2579-juta-yang-wajib-ktp-1825-juta
http://m.kompasiana.com/rickoricardo/keberhasilan-nawacita-jokowi-jk-satu-tahun-pemerintahan_562cb5dbd27a6141076e3fb1
http://m.liputan6.com/bisnis/read/2847881/bps-ekonomi-ri-tumbuh-502-persen-di-2016
http://a6fadly.blogspot.com/

Komentar

Postingan Populer